Skip to main content

Bagaimana sikap yang benar dalam bermeditasi?

Meditasi merupakan salah satu cara untuk menjadikan diri lebih baik, Lantas bagaimana sikap yang benar dalam bermeditasi?.

1. Hal yang paling penting ketika kamu sedang bermeditasi adalah mempunyai sikap yang benar.
Pada saat bermeditasi :
- Jangan fokus terlalu kuat.
- Jangan mengendalikan.
- jangan mencoba menciptakan sesuatu.
- Jangan memaksa atau membatasi dirimu sendiri.

2. Jangan coba menciptakan sesuatu
Tetapi jangan menolak apa yang sedang terjadi
Tetapi biarkanlah sesuatu yang terjadi atau berhenti terjadi apa adanya jangan lupakan.
SADAR akan hal tersebut.

3. Mencoba menciptakan sesuatu adalah Lobha ( Keserakahan / Ketidak sukaan ).
Jika tidak tahu apa yang sedang terjadi atau telah berhenti terjadi adalah Moha ( Delesi / Ketidak tahuan kebodohan )

4. Hanya ketika pikiran yang sedang mengamati tidak ada Lobha Dosa ataupun Soka ( kekhawatiran / kegelisahan ) didalamnya maka pikiran meditasi akan muncul.

5. Kamu harus memeriksa ulang untuk melihat dengan sikap apakah kamu bermeditasi.

6. Kamu harus menerima dan mengamati / memperhatikan pengalaman yang baik dan buruk.

7. Kamu hanya menginginkan pengalaman yang baik.
Kamu tidak menginginkan pengalaman yang tidak menyenangkan walaupun hanya sedikit.
Apakah ini adil?
Apakah ini di jalan Dhamma?

8. Jangan memeliki pengharapan-pengharapan.
Jangan menginginkan sesuatu.
Jangan menjadi gelisah ( khawatir / cemas )
Karena jika sikap-sikap ini ada didalam pikiran kamu, pikiran menjadi sulit untuk bermeditasi.

9. Mengapa kamu memfokus terlalu kuat ketika kamu bermeditasi?
Kamu menginginkan sesuatu terjadi?
Kamu menginginkan sesuatu?
Kamu menginginkan sesuatu untuk berhenti terjadi?
Seperti satu diantara sikap- sikap ini ada pada saat kamu bermeditasi.

10. Jika pikiran menjadi lelah. Ada sesuatu yang salah dalam cara kamu berlatih.

11. Kamu tidak dapat berlatih ketika pikiran sedang dalam keadaan lelah.

12. Jika pikiran dan tubuh menjadi lelah. Ini adalah waktu untuk memeriksa cara yang kamu gunakan dalam bermeditasi.

13. Bermeditasi adalah menunggu dan mengamati / memperhatikan dengan penuh kesadaran ( Mengetahui dan berminat pada objek / apa yang terjadi ) dan pemahaman / pengertian.
Tidak berpikir. Tidak membayangkan menggambarkan. Tidak menduga. Tidak menilai. Tidak mempertimbangkan dan tidak mengkritik.

14. Jangan berlatih dengan suatu pikiran yang menginginkan sesuatu atau menginginkan sesuatu untuk terjadi.
Hasilnya akan membuat lelah diri kamu sendiri.

15. Pikiran bermeditasi seharus rileks / santai dan dalam keadaan damai atau tentram.

16. Baik pikiran maupun tubuh seharusnya nyaman / senang.

17. Suatu pikiran yang ringan dan bebas memungkinkan kamu untuk bermeditasi dengan baik.
Apakah kamu mempunyai sikap yang benar?

18. Bermeditasi adalah apapun yang terjadi baik / bagus atau buruk / jahat, menerimanya rileks santai dan mengamati / memperhatikannya.

19. Apa yang sedang dilakukan pikiran?
Berpikir? atau sedang SADAR?

20. Pikiran lagi dimana sekarang?
Didalam? Atau di LUAR ( diri seseorang )

21. Apakah pikiran yang sedang mengamati / memperhatikan itu sadar sebagaimana mestinya? atau tidak benar-benar sadar ( hanya kesadaran yang dangkal ).

22. Kamu tidak berlatih untuk menghadirkan / mendatangkan sesuatu dengan cara / jalan yang kamu inginkan untuk terjadi. Kamu berlatih untuk mengetahui apa yang sedang terjadi seperti apa adanya.

23. Jangan merasa terganggu oleh pikiran yang berpikir. Kamu bukan berlatih untuk mencegah berpikir. Untuk mengenal mengakui / menghargai ketika munculnya pikiran yang berpikir adalah apa yang kita lakukan saat berlatih.

24. Kamu tidak seharusnya menolak objek ( fenomena / kejadian / sesuatu yang sedang terjadi / yang diketahui ). Kamu tahu ( dengan demikian catat / amati ) munculnya kekotoran batin / polusi batin karena / akibat dari objek dan dengan demikian hilangkan / bersihkan kekotoran batin tersebut.

25. Hanya ketika adanya saddha ( keyakinan ), muncul Viriya ( usaha ).
Hanya ketika adanya Viriya. Sati ( kesadaran / perhatian penuh ) akan menjadi berkesinambungan.
Hanya ketika Sati telah berkesinambungan, Samadhi ( konsentrasi / pemusatan ) akan terbentuk.
Hanya ketika Samadhi terbentuk, maka kamu akan tahu sesuatu seperti apa adanya.
Ketika kamu mengetahui sesuatu seperti apa adanya maka Saddha semakin kuat.

26. Hanya perhatikan pada apa yang persis / benar-benar terjadi pada saat ini.
Jangan kembali ke masa lalu.
Jangan merencanakan masa depan.

27. Objek adalah tidak penting.
Latar belakang / dibalik pikiran yang sedang bekerja yang berusaha untuk sadar. Contohnya : Pikiran yang mengamati / memperhatikan adalah lebih penting.

Jika pengamatan dilakukan dengan sikap yang benar maka objek akan menjadi objek yang benar.

Semoga Bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

“QORIN”. Apakah Qorin itu?

Membangkitkan QORIN ( Malaikat Pendamping ) Bismillahhirrahmannirrahim…… “QORIN”..apakah qorin itu..yaitu dua makhluk ALLAH yang tuhan seru sekalian alam letak kan pada setiap manusia yang lahir,qorin ini bukan malaikat Raqib dan Atid atau bukan pula malaikat Kiroman dan Katibin, tetapi ia adalah makhluk lain yang Tuhan letak kan sebagai penjaga manusia, satu dari gol. jin dan satu lagi dari gol.malaikat, kedua makhluk berbeda sifat berbeda alam ini setiap yg masih bernyawa maka ia akan selalu berperang, qorin jin memberikan usulan usulan jahat beserta keampuhan jahatnya, qorin malaikat mengusulkan hal hal baik beserta keampuhan baiknya…jika QORIN dari bangsa jin yang berkuasa atas batang tubuh kita maka tubuh kita akan men jadi sangat kuat dengan segala keampuhannya tetapi kuat dan ampuh tubuh dan akal kita akan berbuat pada kejahatan…dan jika QORIN malaikat kita yang berkuasa atas batang tubuh, maka tubuh kita akan menjadi sangat kuat dengan segala ke ampuhannya tentu saja kuat dan...

Reiki Itu Halal Atau Haram?

Ini hasil diskusi debat 1 tahun lalu di grup membongkar kesesatan reiki oleh perdana akhmad dan M.Ajisaka KESIMPULAN HASIL PROSES DISKUSI~DEBAT USTADZ PERDANA AKHMAD DAN MUHAMAD AKBAR AJI SAKA TENTANG REIKI Yth. 1. Saudara-Saudara dengan Iman, Keyakinan dan Kepercayaan Apapun 2. Saudara-Saudara dari Organisasi/Yayasan/Perguruan Ilmu Apapun Di manapun berada Dengan hormat saya beritahukan bahwa, setelah saya melakukan Debat~Diskusi dengan saudara Ustadz Perdana Akhmad maka diperoleh informasi, keterangan dan hasil sebagi berikut : 1). Reiki aman dan baik-baik saja : Dari 30 Juz 114 Surat dan 6666 Ayat Al - Qur'an tidak ada satupun yang terkait dan berhubungan langsung dengan masalah reiki itu sesat atau tidak. Karena reiki bukan lah paham ajaran golongan atau aliran kepercayaan apapun. Al Hadits shahih, Al Hadits tidak shahih, Ijma, Qiyas, Ihsaniah, Madzhab apapun tidak ada urusan dan kaitan langsung dengan " Reiki Murni atau Inti Reiki " yang memp...

Inti Kundalini dan Gulungan Kundalini serta Cakra itu Apa?

Masih membahas Kundalini, yang sebelumnya sudah dibahas cara pembukaan cakra dan gulungan Kundalini . Banyak sekali pendapat tentang inti kundalini, cakra, dan gulungan kundalini. Baik dari bentuk, posisi, dan warna. Nah, olah energy akan memberikan info tentang Inti kundalini dan gulungan kundalini serta cakra. Pemahaman ini penulis dapatkan dari Group Penggemar Kundalini, yang dbahas oleh mas Yoja M berikut pengertian tentang inti kundalini dan gulungannya: Tapi sebelum kita bicara gulungan dan inti, harap dipisahkan pengertian inti kundalini dengan cakra dasar. Inti Kundalini dan cakra dasar itu berbeda. Inti di bungkus dengan gulungan kundalini sedang cakra dasar tidak dibungkus dengan gulungan. Inti kundalini terletak di tulang ekor, dimana inti kundalini di segel oleh gulungan kundalini Inti kundalini dan gulungan Inti kundalini dan cakra dasar itu berbeda. Inti kundalini dibungkus dengan gulungan 3 1/2 lingkaran gulungan, sedang Cakra dasar tidak terbungkus gulu...